Agustus 09, 2016

>> Museum Purbakala Sangiran, Tempat Wisata Pra Sejarah Terbaik Dunia

Museum Purbakala Sangiran adalah museum arkeologi yang terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 km² meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta Kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari kota Solo). Museum Sangiran beserta situs arkeologinya, selain menjadi objek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan Dunia.


Telah diungkap dari situs Sangiran sekitar 65% fosil manusia di Indonesia dan angka tersebut adalah sekitar 50% dari populasi takson homo erectus di seluruh dunia. Ini menjadikan Sangiran sebagai situs terlengkap di dunia.

Situs purbakala Sangiran terletak di tepi Sungai Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Pada waktu ditemukan oleh G.H.R (Gustav Heinrich Ralph) von Koenigswald, Sangiran adalah daerah perbukitan yang tandus.

Pada tahun 1934, G.H.R. von Koenigswald menemukan sejumlah alat serpih dari bebatuan jaspis dan kalsedon di Sangiran yang berjumlah ribuan hingga dia menyebutnya sebagai “Sangiran Flakes Industry”.


Kemudian menyusul penemuan penting lainnya yaitu berupa rahang bawah atau di sebut mandibula dari fosil Meganthropus Paleojavanicus dan fosil Pithecanthropus Erectus atau “manusia jawa”. 

Penemuan-penemuan tersebut menarik minat para peneliti lain guna menyusuri jejak-jejak kehidupan purbakala di bukit Sangiran.

Akses dari Kota Surakarta atau Solo ditempuh dengan jarak sekitar 17 KM melalui jalur menuju Kecamatan Kalijambe, sementara jika ditempuh dari Semarang bisa lebih cepat melalui Karanggede, Gemolong, Kalijambe lalu Sangiran selain alternative lain melalui Purwodadi, Gemolong , Kalijambe dan Sangiran dengan jarak kurang lebih 100 KM.


Di dalam museum bisa anda nikmati sarana audio visual yang memberikan berbagai penjelasan tentang berbagai proses, misalnya proses ditemukannya situs purbakala Sangiran, proses evolusi manusia, proses alam raya dan gugusan gunung-gunung berapi yang tentunya semua berhubungan dengan proses dari adanya kejayaan manusi purba.

Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.


Bukan hanya Pithecantropus Erectus yang dapat anda lihat di sana , namun juga fosil lain seperti Pithecanthropus Mojokertensis ( Pithecanthropus Robustus), Meganthropus Palaeojavnicus, Homo Soloensis, Homo Neanderthal Eropa, Homo Neandethal Asia, Homo Sapiensis.

Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini. Relatif utuh pula. Sehingga para ahli dapat merangkai sebuah benang merah sebuah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran secara berurutan.

Sangiran juga menyimpan ribuan fosil kehidupan dasar laut, yang menjadi bukti bahwa masa itu Sangiran merupakan hamparan dasar laut yang mengalami proses alam berjuta-juta tahun hingga menjadi sebvuah daratan seperti sekarang ini.


Tidak hanya itu , kita akan bisa melihat fosil-fosil binatang purba , antara lain Gajah purba Elephas namadicus, Stegodon trigonocephacus, Mastodon sp, Bubalus palaeokarabau (kerbau) Felis Palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Boviade (sapi) Cervus sp (rusa), Hippopotamus sp ( kuda nil).

Sangiran menyajikan keaslian alam hal ini bisa dilihat dari keadaan sekitar museum, pemandangan hutan-hutan yang ada disekitar area wisata dan keaslian kehidupan masyarakat di sekitarnya juga. Yang semua bisa dinikmati dari menara pandang yang di sediakan oleh museum dan dari sepanjang lorong-lorong jalan menuju ke museum.

Jika kurang jelas menikmati pemandangan alam sekitar bisa menggunakan fasilitas lain dengan menyewa teleskop yang tersedia.


Tersedia juga fasilitas dasar tempat wisata seperti tempat bermain anak-anak, tempat nongkrong bagi remaja, taman-taman bunga yang diatur sangat cantik termasuk ketersediaan sarana-sarana umum seperti toilet dan lain-lain yang tetap terjaga.

Bagi anda yang perlu menginap, di sediakan pula tempat menginap yang tentunyua tidak gratis. Fasilitas penginapan terutama disediakan untuk para peneliti di situs tersebut yang datang dari berbagai Negara di dunia yang sedang melakukan penelitian maupun mempelajarinya.

Selain penginapan juga tersedia pendopo, tempat representasi, tempat santai keluarga dan tentu tidak kalah penting adalah tempat penjualan souvenir dan cenderamata khas dari Sangiran. Spesial memang anda bisa mendapatkan replica dari Pithecanthropus erectus disini sebagai pajangan di rumah anda.


Tiket masuk ke Museum Sangiran relative murah, setiap pengunjung dikenai tarif masuk sebesar Rp 5.000,00 (belum termasuk biaya parkir sebesar Rp 2.000,00 per-motor). Dan untuk wisatawan mancanegara dikenakan tariff masuk sebesar Rp 11.500,00 untuk setiap pengunjung. Sesuai dengan PERDA No.2 Tahun 2011 Kabupaten Sragen.

Lokasi Museum Sangiran via Google Map.