Agustus 12, 2016

>> Daftar 13 Tempat Wisata Favorit di Kota Semarang

Semarang adalah ibukota dari Provinsi Jawa Tengah dan juga merupakan kota terbesar ke 5 di Indonesia. Semarang memiliki banyak tempat wisata menarik.Berikut ini adalah  tempat wisata di Semarang yang paling populer untuk anda kunjungi.

1. Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang terletak di Jalan Gajah Raya Semarang, Jawa Tengah Masjid Agung Jawa Tengah Semarang ini dibangun pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto, akhirnya Masjid Agung Jawa Tengah Ini diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006

Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, Kakanwil Depag Jawa Tengah.

Di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah Semarang ini terdapat Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah di Tower Asmaul Husna Lantai 2 dan 3, Hotel Graha Agung di sisi Utara dan resto yang memiliki view terbaik di Kota Semarang ini di Tower Asmaul Husna Lantai 18.

MAJT  dijunjungi bukan hanya untuk beribadah saja, melainkan untuk kegiatan wisata juga. Masjid Agung Jawa Tengah yang memiliki luas lebih dari 7,500 meter persegi ini mampu menampung sekitar 16,000 jamaah. Selain bangunan utama masjid, di Masjid Agung Jawa Tengah juga terdapat berbagai fasilitas lain seperti ruang akad nikah, auditorium, perpustakaan, penginapan, museum budaya Islam, kafe, toko cenderamata, kereta kelinci, tempat bermain anak-anak, dan lain-lain.


2. Lawang Sewu
Lawang Sewu adalah nama sebuah gedung kuno di kota Semarang. Dibangun pada tahun 1904 oleh Belanda, Lawang Sewu dulunya berfungsi sebagai kantor perusahaan kereta api Belanda. Nama Lawang Sewu yang berarti seribu pintu berasal dari bentuk bangunannya yang mempunyai banyak pintu dan jendela. Yang menarik dari Lawang Sewu adalah suasana mistisnya yang dilengkapi dengan arsitektur megah khas jaman dahulu. Gedung Lawang Sewu juga mempunyai lantai bawah tanah yang dulunya difungsikan sebagai penjara. Harga tiket masuk Lawang Sewu adalah 10,000 Rupiah. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang.


3. Taman Lele
Taman Lele di Semarang bisa menjadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan liburan akhir pekan bersama keluarga. Di sana, Anda bisa mengajak buah hati ke kebun binatang, taman bermain atau sekadar duduk santai di danau buatan.

Taman Lele merupakan objek wisata keluarga andalan Kota Semarang. Di atas tanah seluas 22.173 meter persegi, Taman Lele menyediakan aneka wisata lengkap bersama keluarga.

Kampung wisata Taman Lele Semarang adalah sebuah objek wisata alam sekaligus taman hiburan keluarga di yang terletak di kota Semarang. Obyek wisata ini memiliki luas lebih dari 2 hektare, memiliki aneka permainan untuk keluarga baik permainan air atau pun permainan darat. Terdapat juga kebun binatang mini, serta penginapan.

Kampung wisata Taman Lele Semarang menawarkan panorama alam asri, dengan danau buatan yang dijadikan tempat bermain sepeda air. Danau buatan tersebut dikelilingi oleh pepohonan yang rindang. Terdapat juga kebun binatang mini dengan beberapa aneka satwa seperti merak, ular phyton, buaya, iguana, kelinci, dan burung cendrawasih.

Fasilitas yang ada di Kampung Wisata Taman Lele Semarang :
  • Kebun Binatang Mini
  • Kolam Renang
  • Taman
  • Danau Buatan
  • Gazebo
  • Hotel
  • Pertunjukan
Dari kebun binatang mini, ajaklah anak untuk bermain air di kolam renang. Meski tidak terlalu besar, kolam ini bisa menjadi tempat asyik menghabiskan waktu bersama keluarga. Ayo, main air bersama!

Lelah berkeliling di kebun binatang dan bermain air di kolam renang, Anda bisa duduk-duduk santai di taman bermain atau danau buatan. Di kedua tempat tersebut, Anda bisa menggelar tikar dan menikmati santap siang bersama. Layakanya permainan di taman kanak-kanak, taman bermain di Taman Lele memiliki arena permainan yang cukup lengkap. Ayunan dan aneka jenis perosotan telah disediakan untuk menghibur sang buah hati.

Di danau buatan, wisatawan yang datang bisa menikmati keindahan danau dengan menaiki perahu bebek. Cukup membayar Rp 10.000 untuk satu perahu, Anda sudah bisa mengitari danau buatan ini. Akses menuju Kampung wisata Taman Lele Semarang terletak di jalur pantura, tepatnya di Jalan Walisongo KM 10 Kecamatan Ngaliyan Semarang.


4. Pantai Marina
Pantai Marina adalah salah satu tempat rekreasi yang berada di kota Semarang, tepatnya di jalan Yos Sudarso, kurang lebih 4 km dari Tugu muda dan bersebelahan dengan Puri Mareokoco. Jaraknya hanya beberapa ratus meter dari Bandara Ahmad Yani.

Pantai ini menyimpan pemandangan eksotis khas kota Semarang. Akses untuk menuju ke pantai ini sangatlah mudah. Dari pusat kota Semarang hanya dibutuhkan waktu sekitar 15-30 menit. Di sisi utara agak ke timur, air laut pantai ini agak sedikit kecoklatan saat musim hujan, hal ini disebbakan karena di sisi timur pantai ini merupakan wilayah bermuaranya sungai banjir kanal barat. Untuk masuk ke pantai ini, para pengunjung hanya wajib membayar tiket seharga Rp. 3000 per orang. Pantai marina merupakan pantai kecil, yang berada di kawasan perumahan.

Tempat yang satu ini dibuka untuk umum setiap hari selama 24 jam, oleh karena itulah para pengunjung dapat mendatangi kapan saja pantai Marina sesuai keinginan, baik untuk olah raga di pagi hari, sore hari untuk menikmati pemandangan tenggelamnya matahari, maupun malam hari sambil menikmati berbagai kuliner yang ada. Menurut sejarahnya, pantai Marina merupakan pantai yang dibuat dari reklamasi daratan. Dulunya tempat ini berupa hutan bakau dan tambak. Kemudian, dilakukanlah reklamasi dan dijadikan bangunan perumahan, pertokoan dan perkantoran dan bagian sebelah utara pantai dijadikan sebagai tempat wisata yang diberi nama Pantai Marina.

Fasilitas 
Para pengunjung dapat naik perahu keliling jika ingin melihat lautnya atau hanya sekedar ingin memancing.Di sini juga disediakan mobil balap mainan bagi pengujung juga penyewaan ban untuk berenang. Namun sayang, obyek wisata Pantai Marina ini belum bisa menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung karena infrastruktur yang kurang memadai dan kurangnya investor yang masuk untuk menggarap lahan potensial ini. Karena banyak pepohonan rindang di pintu masuk, menyebabkan pantai ini tidak terasa panas.Pepohonan yang rindang ditambah dengan suara debur ombak yang menerpa tembok pembatas yang dibangun mengelilingi pantai dan juga menabrak karang, makin menambah keindahan pantai ini. Dengan keamanan yang terjamin, para pengunjung dapat berenang dan bermain pasir dengan nyaman.

Disini para pengunjung juga akan menemukan kebun buah naga yang akan menambah keasrian pantai, selain dari faktor pepohonan. Jembatan kayu yang menjorok kepantai bisa dijadikan tempat untuk berfoto dengan latar belakang keindahan pantai Marina. Hal yang sangat disayangkan adalah fasilitas untuk menuju lokasi, tidak ada bis yang dapat langsung sampai, hanya ada bis dari Terminal Terboyo yang akan berhenti di Puri Mareokoco.


5. Pantai Tirang
Salah satu pantai yang menarik perhatian para wisatawan adalah pantai Tirang. Pantai Tirang sendiri merupakan salah satu pantai yang langsung bersebelahan dengan Pantai Maron. Pantai Tirang berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Di pantai yang indah ini Anda bisa melihat langsung kegiatan para nelayan yang membudidayakan rumput lalut.

Di sekitar pantai Tirang masih bisa kita jumpai pohon pohon mangrove. Tidak hanya mangrovenya yang eksotis, para pengunjung juga bisa menikmati keindahan terumbu karang yang hidup di areal pantai seluas  240,70 hektar. Ombak di Pantai Tirang sendiri tidak terlalu besar sehingga sangat cocok untuk dijadikan tempat bermain bersama keluarga. Di pantai ini juga Anda bisa menyaksikan sunse yang sangat indah.

Untuk Anda yang hobi memancing, disini Anda juga bisa memancing. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Pantai Tirang merupakan salah satu lokasi yang sangat strategis untuk memancing. Beberapa jenis ikan yang bisa ditemui dengan mudah di Patntai Tirang adalah kakap putih atau Baramundi. Selain itu ada juga ikan dokan atau kedokan yang menjadi salah satu ikan favorit warga setempat.

Jika Anda ingin berkunjung ke Pantai Tirang, Anda bisa melewati Perumahan Graha Padma. Pantai Tirang sendiri cukup sulit dicapai jika menggunakan kendaraan roda empat. Kami sarankan Anda untuk menggunakan kendaraan roda dua jika ingin berkunjung ke pantai Tirang.


6. Pagoda Buddhagaya Watugong
Vihara Buddhagaya Watugong adalah sebuah Vihara yang diresmikan pada 2006 lalu dan dinyatakan MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia. Vihara Buddhagaya Watugong terletak 45 menit dari pusat Kota Semarang. Vihara ini memiliki banyak bangunan dan berada di area yang luas.

Ikon paling terkenal dari Vihara Buddhagaya ini adalah Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti pagoda cinta dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih sayang. Pagoda Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai kesucian yang akan dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Pagoda Avalokitesvara yang identik dengan perpaduan warna merah dan kuning khas bangunan Tiongkok ini diresmikan oleh MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.

Di dalam Pagoda Avalokitesvara yang berukuran 15 x 15 meter dan berbentuk segi delapan ini terdapat patung Dewi Kwan Im berukuran 5,1 meter, serta patung Panglima We Do di sisinya. Di tingkat kedua hingga keenam, ada patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Ini dimaksudkan supaya sang dewi dapat memancarkan welas asih ke empat penjuru. Sedangkan di bagian puncak pagoda terdapat patung Amitabha, yaitu guru besar para dewa dan manusia. Di puncak ini juga terdapat stupa untuk menyimpan relik, yaitu mutiara Buddha. Namun, Anda tidak dapat ke puncak pagoda, karena di pagoda ini tidak disediakan tangga untuk mengakses puncaknya. Total patung yang ada di Pagoda Avalokitesvara berjumlah 30 buah.

Pada tingkat ketujuh terdapat patung Amitaba, yakni guru besar para dewa dan manusia. Dibagian puncak pagoda terdapat Stupa untuk menyimpan relik (butir-butir mutiara) yang keluar dari Sang Buddha. Bagian depan pagoda juga terdapat patung Dewi Welas Asih serta Sang Buddha yang duduk dibawah pohon Bodi.

Di Komplek Vihara juga terdapat cotage untuk para tamu menginap. Tepat di depan cotage terdapat Bangunan Dhammasala. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, lantai dasar digunakan untuk ruang aula serbaguna yang luas dengan sebuah panggung didepannya sedangkan lantai atas untuk ruang Dhammasala. Pada bagian tembok pagar disekiling dhammasala terdapat relief yang menceritakan tentang paticasamupada. Dengan melihat relief ini kita akan lebih mudah memahami konsep paticasamupada

Semuanya bagian dalam komplek Vihara ditata dengan rapi dipadukan dengan keasrian lingkungannya serta ditambah dengan keindahan arsitektur Tiongkok menjadikan tempat ini relatif menyenangkan untuk berziarah serta beribadah maupun sekedar mampir untuk istirahat melepas lelah karena dalam perjalanan.


7. Taman Rekreasi Wonderia
Taman rekreasi yang terletak di Jalan Sriwijaya Semarang ini memang merupakan salah satu lokasi favorit, terutama pada akhir pekan dan hari libur. Apalagi cukup banyak fasilitas dan arena permainan yang tersedia di sini, seperti Merry Go Round, Kiddy Boat, Typhoon Coaster, Super Rally, Boom Boom Car, serta Space Gyro. Tak sedikit anak-anak yang menghabiskan waktunya dengan bermain berbagai permainan mengasyikkan di sini.

Jika anda punya nyali, anda pun dapat menguji nyali di Ghost House alias rumah hantu yang sangat menyeramkan. Di taman wisata ini juga ada panggung hiburan yang pada even tertentu cukup meriah dengan mengundang sejumlah penyanyi atau pementasan pertunjukan yang menarik lainnya.

Taman Rekreasi Wonderia Semarang dibangun di atas tanah seluas 3 hektar sehingga menjadikannya sebagai taman hiburan terbesar di Jawa Tengah. Tempat ini selalu menjadi pilihan utama warga Semarang dan sekitarnya, terutama pada momentum tertentu seperti saat merayakan pergantian tahun baru ataupun pada masa liburan sekolah. Tempat parkar yang cukup luas pun seringkali penuh dengan mobil dan motor para pngunjung yang datang untuk menghabiskan waktu liburannya.

Dengan kawasan yang luas dan rindang, suasana jalan-jalan pun terbangun dengan nyaman dan rekreatif. Apalagi kabarnya banyak perbaikan dan penambahan fasilitas untuk anak-anak yang telh dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan saat bermain.

Taman rekreasi yang telah dibuka sejak tahun 2007 ini melayani pengunjung dari pukul 9 pagi hingga pukul 22 malam, sedangkan khusus untuk hari Sabtu, Wonderita buka hingga pukul 23 malam. Dengan harga tiket masuk yang cukup murah, yaitu sebesar Rp 5.000, berkunjung ke Taman Wisata Wonderia Semarang tak sekedar rekreasi namun juga berwisata yang memang sangat menyenangkan dan mengasyikkan, terutama dengan membawa serta anak-anak dan keluarga


8. Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong
Kelenteng Sam Po Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Tempat ini biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.

Hampir di keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan China. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

Seperti umumnya bangunan kelenteng, Kuil Sam Poo Kong yang terletak di Simongan, Semarang, ini juga didominasi warna merah. Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga pohon pohon menuju pintu masuk.

Bangunan inti dari kelenteng adalah sebuah Goa Batu yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya ketika mengunjungi Pulau Jawa di tahun 1400-an. Goa Aslinya tertutup longsor pada tahun 1700-an, kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai penghormatan kepada Cheng Ho.

Kini di dalam goa tersebut terdapat Patung Cheng Ho yang dilapisi emas dan digunakan untuk ruang sembahyang dalam memohon doa restu keselamatan, kesehatan dan rejeki. Selain bangunan inti goa batu tersebut, yang dindingnya dihiasi relief tentang perjalanan Cheng Ho dari daratan China sampa ke Jawa, di area ini juga terdapat satu kelenteng besar dan dua tempat sembahyang yang lebih kecil.

Tempat tempat sembahyang tersebut dinamai sesuai dengan peruntukannya, yaitu kelenteng Thao Tee Kong yang merupakan tempat pemujaan Dewa Bumi untuk memohon berkah dan keselamatan hidup. Sedangkan tempat pemujaan Kyai Juru Mudi berupa makam juru mudi kapal yang ditumpangi Laksamana Cheng Ho.

Tempat pemujaan lainnya dinamai kyai Jangkar, karena di sini tersimpan jangkar asli kapal Cheng Ho yang dihias dengan kain warna merah pula. Di sini digunakan untuk sembahyang arwah Ho Ping, yaitu mendoakan arwah yang tidak bersanak keluarga yang mungkin belum mendapat tempat di alam baka.

Lalu ada tempat pemujaan Kyai Cundrik Bumi, yang dulunya merupakan tempat penyimpanan segala jenis persenjataan yang digunakan awak kapal Cheng Ho, serta Kyai dan Nyai Tumpeng yang mewakili temapt penyimpanan bahan makanan pada jaman Cheng Ho.

Karena seluruh area lebih dimaksudkan untuk sembahyang, tidak semua orang boleh memasukinya. Bangunan kuil, baik yang besar maupun yang kecil dipagari dan pintu masuknya dijaga oleh petugas keamanan. Hanya yang bermaksud sembahyang saja yang diijinkan masuk sedangkan wisatawan yang ingin melihat lihat bisa melakukan dari balik pagar.

Sejak Renovasi besar besaran tahun 2002 dan selesai 2005, yang menelah biaya 20 miliar, Sam Poo Kong menarik perhatian lebih banyak orang untuk berkunjung. Di halaman yang cukup luas di depan kelenteng, terdapat sejumlah patung, termasuk patung Laksamana Cheng Ho, yang cukup menarik untuk dinikmati. Di sinilah atraksi atraksi kesenian berupa tari tarian, barongsai atau bentuk kesenian lain digelar untuk memperngati hari hari bersejarah yang berhubungan dengan Cheng Ho atau budaya China.


9. Museum Ranggawarsita Abdulrahman Saleh
Museum yang terletak di jalan Abdurrahman Saleh ini merupakan museum terlengkap di Semarang yang memiliki koleksi sejarah, alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunan dan wawasan nusantara. Dengan nama yang diambil dari nama salah satu pujangga Indonesia, Ranggawarsita, yang terkenal dengan hasil karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan, museum ini menempati luas tanah 1,8 hektare, museum ini dibuka setiap hari pukul 08.00 sampai 16.00 wib. Berjarak kurang lebih 3 Km dari tugumuda. Dan dapat dijangkau dengan transportasi umum maupun pribadi.

Museum Ranggawarsita mempunyai koleksi yang berjumlah 59.802 buah yang terbagi dalam 10 jenis, yaitu geologi, biologi, arkeologi, historika, filologi, numismatic, heraldika, kramologika, teknologika, ethnografika dan seni rupa. Museum Jawa Tengah Ranggawarsita merupakan sebuah aset pelayanan publik di bidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. Pendirian museum pertama kali dirintis oleh proyek rehabilitasi dan permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan secara resmi dibuka oleh Prof Dr Fuad Hasan pada tanggal Juli 1989. Bangunan musium terdiri dari 4 gedung yang masing masing menceritakan sejarah yang berbeda.

Gedung A
Lantai satu gedung A menyimpan wahana Geologi dan Geografi. Diwahana ini menampilkan beberapa jenis bebatuan yang terdapat dibumi, juga batu meteorit yang ditemukan di daerah Mojogedang, Karangayar pada tahun 1984. Zaman dulu, meteorit dipakai untuk campuran pamor keris. Selain bebatuan, juga menulis tentang pembagian zaman yang pernah ada dibumi, beberapa koleksi mineral dan batu alam yang menarik, berbagai batu mulia hingga stalagtit dan stalagmit.
Lantai dua gedung A, menyajikan wahana tentang Paleontologi (tentang zaman purba), beberapa koleksi yang ada seperti fosil kayu kuno, bebatuan dan masyarakat kuno juga tulang dan bagian-bagian hewan masa silam. Ada juga binatang langka yang diawetkan seperti bajing peluncur, babi hutan, kancil dan burung rajawali.

Gedung B
Lantai satu berisikan peninggalan budaya dan kerajinan dari peradaban Hindu Budha, beberapa yang dipamerkan seperti Lingga dan Yoni, arca-arca, Ketongan, kendhi, cermin perunggu, patung dewa, candi-candi yang ada di Jawa Tengah. Juga menampilkan kebudayaan yang bercorak islam dari miniatur masjid Agung Demak dan Menara Masjid Kudus, fragmen seni hias, bahan terakota, replika kaligrafi, ornamen masjid Mantingan Jepara, Mustaka masjid Mayong Jepara, salinan Alquran yang ditulis dengan tangan serta cerobong sumur dari Caruban Lasem yang sangat menarik.
Lantai dua menyajikan wahana keramik dan batik. Dipamerkan berbagai jenis dan model keramik baik lokal maupun yang berasal dari cina dan Eropa. Tak lupa, macam-macam kerajinan gerabah dan cara pembuatannya diperlihatkan dengan model diorama atau patung. Dibagian batik, dipajang berbagai motif batik yang ada di Jawa Tengah seperti Surakarta, Pekalongan, Lasem dan Banyumasan.

Gedung C
Lantai satu terbagi atas ruang bersejarah perjuangan bersenjata yang terbagi lagi atas koleksi benda-benda yang dipakai ketika zaman pertempuran dan Diorama pernjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan. Selain itu, ditampilkan pula diorama pertempuran-pertempuran yang pernah terjadi di Jawa Tengah dan Jogjakarta seperti Pertempuran Lima Hari Semarang, Peristiwa Palagan Ambarawa, Pemberontakan PKI di Cepu, Serangan Umum 1 maret dan Gerakan Tritura.
Lantai dua terdapat ruang koleksi teknologi dan kerajinan tradisional, teknologi industri dan transportasi, dan beragam model kerajian rumahan.

Gedung D
Lantai satu memamerkan tentang pembangunan, numismatik, heraldik, tradisi nusantara, ruang intisari dan hibah.
Lantai dua terbagi atas ruang kesenian yang menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian yang dipisahkan menjadi seni pergelaran (berbagai pengetahuan yang menarik tentang wayang), seni pertunjukan (berbagai kesenian khas Jawa kuda lumping, barongan), dan seni musik .


10. Kota lama semarang
Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.

Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang

Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah

Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan pemukiman Cina pada tahun 1731 di dekat pemukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktifitas orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun juga sebagai menara pengawas bagi segala aktifitas kegiatan orang Cina.


11. Komplek Pecinan Semarang
Kawasan Pecinan Semarang memiliki sejarah yang tidak kalah panjang dengan Kawasan Kota Lama Semarang, kawasan ini menjadi salah satu pemegang pengaruh besar terhadap pembentukan Kota Semarang dan memiliki nilai historis yang tidak lekang dimakan waktu serta berpontensi sebagai salah satu kawasan wisata budaya. Awal terbentuknya kawasan Pecinan ini dikarenakan pemberontakan orang Tionghoa di daerah batavia pada tahun 1740 kepada kompeni Belanda, namun berhasil digagalkan di tahun 1743.

Ketakutan Belanda terhadap kaum Tionghoa inilah yang kemudian membuat Belanda memindahkan orang Tionghoa di Semarang yang dulunya tinggal di daerah Gedong Batu ke kawasan sekarang ini. Tujuannya agar Belanda mudah mengawasi pergerakan dari orang – orang Tionghoa karena berdekatan dengan Tangsi Militer milik Belanda yang terletak di Jl. KH.Agus Salim atau Jurnatan (sekarang menjadi Miramar Restaurant).


12. Jalan Pahlawan Semarang
Jadi ada apa saja di jalan Pahlawan? Pusat pemerintahan di Jawa Tengah, lebih tepatnya Kantor Gubernur di Gedung Berlian terletak di Jalan Pahlawan. Ada juga Polda Jawa Tengah yang berada tepat disudut jalan Pahlawan, berhadapan dengan Taman Makan Pahlawan. Dirunut dari atas, anda akan menemui Kantor Besar Dinas Kehutanan Jawa Tengah yang terkenal dengan Gedung Rimba Graha yang prestisius itu.

Kemudian ada gedung Dekranasda yang sudah disulap menjadi sebuah bangunan atraktif yang memajang produk produk unggulan dari seluruh pelosok jawa tengah. Jangan lupakan pula sebuah pusat Telekomunikasi di Jawa Tengah, alias gedung telkom juga berada di Jalan Pahlawan, membelakangi Gedung Bank Indonesia yang berdiri megah di jalan Imam Bardjo.

Yup, Jalan Pahlawan memang salah satu jalan protokol terbesar di Semarang dimana pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan dan juga aktivitas bisnis serta Perbankan banyak mengambil spot disini. Apa yang menarik dari Jalan Pahlawan? Adalah aktivitasnya yang diluar kewajaran jalan protokol pada umumnya.

Jalan Pahlawan Semarang dilengkapi dengan trotoar yang luas dan tertata dengan rapi. Selain lebar jalannya yang diatas rata2, tentu saja letaknya yang strategis membuat jalan pahlawan adalah area berkumpul paling mudah sebagai check point dari mana saja. Karena kelebihan itulah jalan Pahlawan menjadi public space yang paling populer di Semarang.

Cobalah mengunjungi Jalan Pahlawan ketika sore hari, maka anda akan menemukan banyak sekali aktivitas warga disana. Mulai dari anak anak bermain in line skate ataupun remaja yang bersepeda menghiasi setiap sudut jalan. Puncaknya adalah ketika jumat malam sampai dengan malam minggu. Banyak komunitas yang menyesaki jalan ini. Sekedar hang out bertukar ide dengan sesama anggota komunitas. Njagong ramah sambil membentangkan spanduk identitas komunitas masing masing.


13. Pasar Rakyat Simpang Lima
Salah satu land mark kota Semarang adalah kawasan Simpang Lima.  Lapangan ini memang terletak di jantung kota. Disebut Simpang Lima karena berada di tengah-tengah persimpangan Jl Pandanaran, Jl Gajah Mada, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ahmad Dahlan, dan Jalan Pahlawan.

Berkembangnya fungsi Simpang Lima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan. Alun-alun yang dimiliki Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama itu telah berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan.

Berfungsi sebagai tempat upacara, Simpang Lima juga menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan, tempat rekreasi, bahkan sebagai pasar tiban pada waktu-waktu tertentu.

Berbagai jenis makanan baik makanan berat maupun makanan ringan dijual dengan gaya lesehan mengambil tempat sekitar trotoar dan sekeliling alun-alun.

Sementara itu, souvenir, alat sekolah sampai alat rumah tangga, sandal sampai hiasan rambut, juga dijual di sini. Sebagai pusat Kota Semarang Simpang Lima dapat dikatakan sebagai pusat keramaian. Ini terlihat karena seputar Simpang Lima terdapat pusat perbelanjaan seperti Citraland, Simpang Lima Plaza, Gajahmada Plaza, Pusat pertokoan Simpang Lima dan Hotel Berbintang, yaitu Hotel Ciputra dan Hotel Horison.